skip to main |
skip to sidebar
Tahun 1989 kejadiannya, saat itu kalau tidak salah dengar ini kejadian dialami kelompok ronda malam
jumat. Yah waktu itu memang wilayah ronda masih luas (dulu 1 RT,
sekarang menjadi 2 RT), jadi bisa dibayangkan perlu waktu yang cukup
lama untuk keliling 1 RT. Pak ashury waktu itu juga mendengarnya saat
itu mendengarnya dari Pak Damar, saat pertemuan RT. Kebetulan Pak Damar
dapat ronda bersama 5 warga pada hari Malam Jumat, saat kejadian.
Sekedar info saja, tempat RT kami tinggal dulu masih sepi seperti
daerah-daerah dipinggiran kota pada umumnya, baru setelah tahun 2000,
perkembangannya dari daerah sepi menjadi daerah ramai, sampai sekarang
pun masih berproses menjadi ramai, dimana sawah-sawah sudah banyak yang
dijual lalu didirikan bangunan rumah…hu..hu..sedih juga.
Oke
kembali ke cerita, karena masih sepi jadi masih banyak kebun kosong atau
lahan kosong yang tidak berpenghuni, di mana banyak ditumbuhi
pohon-pohon besar, baik pohon berbuah dan tidak berbuah, dan juga masih
banyak rumpun bambu yang tumbuh menjulang tinggi (kalau sekarang
kayaknya tinggal sedikit). Listrik sudah ada, tapi lampu penerangan
jalan tidak seterang sekarang, waktu itu hanya mengandalkan kebaikan
pemilik rumah yang di pasang di depan halaman rumah dekat pagar
berbatasan dengan jalan, ada yang pakai neon 10 watt dan lampu bolam 15
watt, tapi yang pasti hanya cukup untuk menerangi jalan di depan rumah
tersebut. Juga jarak antara rumah yang satu dengan yang lain tidak
serapat sekarang, kalaupun ada rumah, depan dan samping kiri dan kanan
belum tentu ada rumah lagi..jadi masih banyak tanah yang kosong yang
dipenuhi pohon-pohon yang rimbun dan rumpun bambu.
Rute jalan
untuk ronda juga macam-macam, ada yang sudah beraspal dan jalan tanah
(penulis masih ingat jalan depan rumah masih jalan tanah waktu itu,
kalau sekarang sudah jalan konblok ). Dan waktu itu untuk keliling
kampong dilakukan sampai dua kali, dan waktu mulai rondanya sekitar jam
10 an malam – sampai jam 3 an (bahkan lebih tergantung kesepakatan tim
ronda waktu itu). Saat itu juga ada semacam jimpitan, tapi jimpitannya
berupa beras secukupnya.
Nah saat itu tim ronda berkeliling
kampong pertama kalinya mulai jam 10 an malam, sambil ambil beras dari
setiap rumah. Setelah selesai kembali ke pos ronda lagi, sambil
mengumpulkan beras-beras itu menjadi satu, karena terkadang biar agak
cepat ambilnya, dibagi 2 kelompok, karena ada juga rumah yang agak masuk
ke dalam gang jadi biar lebih cepat dan semuanya beras bisa diambil,
tak lupa senter harus ada, karena memang cukup gelap saat itu.
Yang kedua kalinya sekitar jam 1 an, saat itu mereka agak santai, karena
tidak dibebani lagi ambil beras jimpitan. Sambil bercakap-cakap sambil
memantau keamanan jalan dan rumah-rumah warga, tak terasa mereka sudah
hampir sampai di dekat rumah Pak Ashury. Kondisi sekitar rumah beliau
waktu itu sudah dikatakan cukup banyak rumah-rumah pendatang yang baru,
ada 2 rumah sebelum Rumah pak Ashury, tapi masih belum secara tetap
ditempati, jadi tidak selalu ada penghuninya. Waktu itu di halaman rumah
dan di depan serta disamping rumah ada beberapa rumpun bambu yang
tumbuh, jadi menambah suramnya malam itu, penerangan lampu hanya neon 10
watt.
Tiba-tiba, dari kejauhan mereka melihat ada 1 bambu yang
mentiung atau seperti rebah dekat tembok samping rumah Pak Ashury. Pak
Damar berserta yang lainnya melihat, lalu semua terdiam, awalnya mereka
curiga, kalau ada orang yang berniat untuk mencuri di tempat Pak
Ashury. Gerakan satu batang bambu itu berulang-ulang mereka lihat,
seperti rebah lalu berdiri lagi, sampai tiga kali.
Lalu dengan
pelan-pelan berjalan, berhenti sebentar, mengamati gerakan satu bambu
tersebut mereka mendekati kearah rumpun bambu yang dekat rumah Pak
Ashury tersebut, sengaja senter dimatikan dan meyiapkan tongkat kayu
atau apa pun yang bisa mereka ambil disekitarnya untuk senjata atau alat
pertahanan diri, kalau ada maling, kemudian berjalan pelan, berhenti,
berjalan pelan sampai akhirnya sampailah mereka di Rumpun bambu itu.
Posisi saat itu satu batang pohon bambu itu rebah, tapi anehnya tidak
patah. Lalu mereka mencek sekeliling rumah Pak Ashury, tetapi sampai
sekitar 5 menit mereka mencari-cari, hasilnya tidak ada sesuatupun yang
mencurigakan. Aneh pikir mereka, karena batang bambu tersebut
bergerak-gerak seperti rebah, berdiri lagi sampai tiga kali, seperti ada
yang menarik batangnya atau menaikinya.
Akhirnya, setelah
tidak ada lagi yang bisa dilakukan, selanjutnya mereka akan meneruskan
keliling lagi. Belum ada beberapa langkah dari rumpun bambu itu,
tiba-tiba
“Kriettttttt…brrrrrrrrrshhhhhbrrrrrrr”
Satu batang bambu yang tadinya dalam kondisi rebah berdiri secara
pelan-pelan dan sekumpulan batang dari rumpun bambu itu bergetar keras
seperti ada yang mengoncangkan.
Keenam orang itu yang
menyaksikan kejadian aneh itu, terpana….. dan tanpa dikomando, larilah
mereka terbirit-birit, kaget dan ketakutan menjadi satu….dan tak terasa
mereka sudah berlarian kencang hampir 500 meter jauhnya dan kecapekanlah
dan kehabisan napas. Sambil ngos-ngosan mereka berisitrahat, bahkan
merebahkan tubuhnya di jalan dan akhirnya setelah sudah tenang.
Kembalilah mereka ke pos Ronda, di sana mereka pun ramai membicarakan
kejadian yang baru mereka alami. Sedang apes mereka karena dikerjain
penunggu rumpun bambu.
Demikianlah ceritaku, terima kasih , dan semoga terhibur.
Jam dinding berbunyi menunjuk 08:23 malam.
kamis-22-2012.
Malam ini sepi tanpa suara tawa yang ingin ku dengar.
hUjan malam ini menyisahkan rintik yang sepenuhnya belum berakhir.
Suara musik dari tv sengaja ku kecilkan takut mengganggu tetangga sebelah yang cerewet.
aku minum lagi kopi di gelasku,
Siaran tv yang membosankan dan tak menarik.
orang tuaku sedang sibuk perang di kantor,benar-benar membuatku tak bersemangat menunggu mereka adalah hal paling menyebalkan
terpaksa aku sendiri di rumah memandang langit kosong,
Semuanya membuatku tak berselera untuk beraktivitas
Sebuah suara orang bernyanyi dari arah gudang di ruang atas.
suaranya pelan .parau dan serak,tapi terdengar jelas.
"Lingsir wengi sliramu .....
tumeking sirno.....
Ojo tangi nggonmu guling....
awas jo ngetoro aku lagi bang wingo...
wingojin setan kang tak utusi dadyo...
sebarang Wojo lelayu sebet...."
suara nyanyi dengan nada pelan seperti sinden.tapi sangat lembut .
aku meraih senter di atas meja tv.
berjalan menyusuri tangga dan aku telah berdiri di depan gudang asal sumber suara.
gudang ini adalah barang penyimpanan barang rongsokan yang masih layak
pakai,sudah lama tidak ada yang mau membersihkannya.sehingga jaring
laba_laba dan debunya dapat membuat flu mendadak.
aku menempelkan kupingku ke pintu,dan menutup mata mencoba merasakan suara dari dalamnya.
suara nyanyinya makin jelas terdengar.
"Lingsir wengi sliramu .....
tumeking sirno.....
Ojo tangi nggonmu guling....
awas jo ngetoro aku lagi bang wingo...
wingojin setan kang tak utusi dadyo...
sebarang Wojo lelayu sebet...."
suara yang sepertinya pernah ku dengar di sebuah film,tapi entah dimana sungguh aku ingat,
sepertinya seorang wanita,mungkin 20 tahun ke atas,karna suaranya
lembut sekali meski pelan. dan saat mendengarnya aku seperti terhipnotis
untuk bernyanyi mengikutinya,dan tubuhku bergerak mulai menari dengan
sendirinya.
Aku tersadar saat dari arah ruang bawah suara orang memanggil namaku
Di ikuti nyanyian yang hilang sekejap .dan Itu seperti ayahku dan ibuku yang baru pulang dari kantor,
aku berlari menuruni tangga dan membuka pintu.
Aku terdiam sejenak,orang tua yang ingin ku lihat tak ada .."lalu siapa yang memanggilku!!"
Aku hendak menutup pintu namun sebuah foto ,dan kado kotak biru di hiasi pita di lantai menarik perhatianku
Aku membungkuk meraihnya.
pada saat aku mengangkat kepalaku,
sesosok wajah muncul dengan wajah kebawah seperti merangkak di atas pintu ,
aku mencoba menarik napas dan ku paksakan melihat sosok itu.
namun sosok itu tak ada.
"mungkin itu hanya halusinasiku,pikirku memungut foto dan kado sambil menutup pintu dan kembali ke dalam".
Aku merebahkan diriku di sofa dan melihat foto di tanganku.
Aku membolak_balikannya karna tak ada gambar,hanya gambar putih
kosong.aku mngambil kaca pembesar dan aku dapat melihat sebuah bayangan
wanita sedang menggendong anaknya meski tak nampak jelas karna cahaya.
aku tersentak melempar foto itu saat dengan jelas ku lihat darah
menyembur dari matanya di ikuti tawanya .aku mengucek mata memastikan
ini tidak nyata.
Aku meraih kado dan menemukan beberapa barang.
silet,gunting,sebuah bunga mawar merah dan sebuah kertas dengan tulisan yang tak karuan.
"A..KU... DAT..ANG ME..NJE..MPUTMU ANAK..KU.... "
*WASTI".
"siapa wasti,namanya terasa asing bagiku,tapi foto ini sepertinya pernah ku lihat tapi entah dimna?"
Aku meringis tersentak kaget saat duri mawar menusuk jariku.
Darah menetes kencang
Aku berlari ke kamar mandi dan mencuci darah tanganku, belum sempat ku nyalakan kran air.
terdengar nyanyian dari dalam pintu wc yang terletak beberapa meter dariku.
aku mengangkat wajahku panik setengah mati. saat wajahku berubah jadi
seorang wanita lain saat ku melihat cermin.aku melihat lagi untuk
memastikan ternyata bayangan itu hilang.
aku berjalan perlahan mendengarkan kembali suara nyanyian yang kadang meninggi dan perlahan kembali dari dalam wc.
Suaranya persis sinden..lembut dan serak membuatku terhipnotis untuk mengikuti lagu itu dan kepalaku terasa berat.
Tanganku bergerak sendiri menari_nari bergerak kesana sini tanpa sebab.
Sampai suara itu berhenti dan menghilang.
Kaki ku rasanya sakit sekali.entah sudah berapa jam aku menari dengan
lagu itu,yang membuatku tak bisa berhenti untuk menari karna di ulang
terus menerus.
Aku berjalan pelan luka di tanganku hilang.
Foto,silet dan selembar kertas serta gunting , bunga mawar masih berserakan di atas sofa.
Tapi di sengaja atau tidak gelas yang sebelumnyaa di atas meja jatuh berantakan di atas lantai.
Yang jelas aku tak ingat menjatuhkannya,lalu siapa?
Aku duduk lemas dan meraih serta menyalahkn laptop di atas meja kerjaku
Ku mencari artikel mengenai lagu yang membuatku tak sadar untuk menari.
beberapa saat lagu yang ku maksud berhasil ku dapat
"Lingsir wengi sliramu .....
tumeking sirno.....
Ojo tangi nggonmu guling....
awas jo ngetoro aku lagi bang wingo...
wingojin setan kang tak utusi dadyo...
sebarang Wojo lelayu sebet...."
aku kaget sekali melihat apa yang tertera di layar.
"ini bukannya lagu pemanggil setan!! lalu siapa yang menyanyikannya dari gudang dan juga wc?
belum habis rasa penasaranku.
lagu itu terdengar dari balik sofa,
aku bisa merasakan dingin yang tiba_tiba menusuk merasuk ku hebat.aku
tak bisa berkata selain merasakan setiap detik yang terjadi padaku.aku
seperti membeku.
aku bangkit berdiri menari serta bernyanyi dengan sendirinya.sungguh di luar kehendak dan nalarku.
sesosok wanita tiba-tiba muncul berlahan_lahan dari balik sofa dengan
tubuh bergetar,rambutnya lurus sampai pinggang,matanya melotot
keluar,dari mulutnya darah menetes dan aroma bau busuk mulai mengusik
pikiranku.
Sebuah tangan menjalar dari kaki perlahan-lahan merambat di seluruh tubuhku.
aku bisa merasakan nafasnya berhembus di kupingku..sentuhan dingin itu
Kaki ku terasa berat,jantungku memompa semakin kencang.
lampu mulai berkelap kelip tak menentu.di ikuti lagu yang inginku hentikann secepat mungkin.
"Lingsir wengi sliramu .....
tumeking sirno.....
Ojo tangi nggonmu guling....
awas jo ngetoro aku lagi bang wingo...
wingojin setan kang tak utusi dadyo...
sebarang Wojo lelayu sebet...."
ia bernyanyi membuat
Mataku berkunang-kunang dan tubuhku terasa berat untuk bergerak.
Aku tak ingat apa _apa lagi selain terbangun dengan tubuh kedinginan di lantai.di ikuti kepalaku yangg pusing dan berat.
Ayah dan ibuku sedang duduk di dekat tv.tertawa dan bercanda ria.entah sejak kapan mereka datang,
Aku mendekati dan bertanya tentang apa yang baru saja ku alami.
Tapi mereka terlihat aneh.atau mungkin aku yang aneh??
Mereka tersenyum dengan tanpa ekspresi.seperti mengangap aku tak ada,menyapaku pun tidak.
mereka menatap dengan tatapan kosong,ibuku mengalihkan pandangan dan berlalu ke belakang.
Ayahku menatapku dan bercerita dengan keringat mengalir di tubuhnya.
"apa kamu yakin dengan apa yang kamu lihat,mungkin itu arwah wasti.
kejadiannya 25 tahun yang lalu.dia seorang sinden,cantik dan lembut
tutur katanya.aku jatuh cinta padanya dan itu terjadi sebelum aku
mengenal ibumu sekarang.tahukah kamu siapa ibumu yang sebenarnya.dia
adalah wasti.bukan ibumu yang sekarang,dia adalah iblis dia telah
membunuh wasti dan memutilasinya,aku hanya membantunya karna waktu itu
aku tak tahuu lagi harus bagaimana,tubuhnya di potong dengan di silet
dan di gunting lalu di buang..tubuhnya bersemayam di gudang itu dalam
sebuah peti oleh formalin..ak... ,? ayahku berhenti,tidak melanjutkan
ceritanya"
sebuah telpon mengalihkan ceritanya.
aku bangkit mengangkat telepon.
"halo dengan siapa saya bicara?kataku".
Aku terdiam terpaku,sebuah hal yang tak mungkin,aku disuruh ke rumah
sakit karna orang tuaku mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
aku langsung melihat ayah yang sedang duduk di sofa,tidak ada apapun
selain silet,gunting,kertas dan kotak merah yang memang berantakan.
lalu siapa yang berbicara denganku barusan?
Aku makin takut menjatuhkan gagang teleponku saat suara nyanyian yang tak asing ku dengar menggema di belakangku,
"Lingsir wengi sliramu .....
tumeking sirno.....
Ojo tangi nggonmu guling....
awas jo ngetoro aku lagi bang wingo...
wingojin setan kang tak utusi dadyo...
sebarang Wojo lelayu sebet...."
wanita yang ku lihat di foto,sama seperti yang di ceritakan ayahku barusan. "Wasti?....ibuku..." sedang
bernyanyi dengan merdunya,perlahan_lahan memaksaku. perlahan menggerakan tubuhku,
logika ku berpikir dan sebisa mungkin untuk bertahan,
wanita itu makin bernyanyi kencang,air mataku serasa berubah jadi darah dengan urat wajah yang keluar.
membuat seluruh tubuhku lemah tak berdaya,silet dan gunting melayang dengan sendirinya.
silet menyayat-nyayat tanganku dengan cepatnya,gunting menusuk pahaku
beberapa kali.rasa ngilu yang teramat sangat menjalar dan darah mengalir
membasahi lantai dari tubuh.aku seperti boneka.
kesadaranku masih pulih,
aku berlari menyeret kaki ku pelan.berlari meraih korek dan membakar foto di meja,serta kertas dan kado.
sang wanita yang bernama wasti,yang tak lain ternyata ibuku,melotot dan berteriak hilang di gelap malam.
aku terjatuh menahan tubuhku yang tersayat perih.dan pandanganku hilang
aku mnghadiri pemakaman orang tuaku dan berlalu dengan borgol di tanganku.aku menjadi saksi atas meninggalnya orang tuaku.
Orang-orang mengiraku gila dan memasukanku ke rumah sakit jiwa karna tuduhan kematian orang tuaku terhadapku,
namun ku di bebaskan setelah apa yang ku ceritakan benar adanya.
di sebuah peti pakaian di gudang ,tubuh wasti tertumpuk.telah mngeras bagai kayu oleh karna formalin.
yang ku tahu sampai aku menyelesaikan kisah ini.aku masih hidup setelah malam penuh teror yang membuatku hampir gila.
tamat
Gologan darah A
Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya.
Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan
merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan
segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.
Mereka berusaha membuat diri mereka se wajar dan ideal mungkin.
Mereke bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya
mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang
lembek seperti gugup dan lain sebagainya.
Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.
Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang
ber'temperamen' sama.
Gologan darah B
Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya.
Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby.
Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun
cepat juga bosan.
Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang di kerjakannya.
Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang
hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan
sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain,
mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias.
Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada
didalam diri mereka.
Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.
Gologan darah O
Orang
yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam
menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan
suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.
Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu
dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan
selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau
tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat
(tempat mengadu).
Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka
dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
Mereka biasanya di cintai oleh semua orang, "loved by all". Tapi mereka
sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya
sendiri tentang berbagai hal.
Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang baru.
Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka lihat dari TV.
Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering
tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati.
Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini di
cintai.
Gologan darah AB
Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif, lembut.
Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.
Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya.
Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.
Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.